JDlines Kehilangan Saudara Terdekat Karena Covid19
Indonesia saat ini sedang darurat covid19, penularan yang semakin luas dan tidak dapat dikontrol disebabkan karena sebagian masyarakat masih lemah akan kesadaran mengenai protokol kesehatan dan ditambah karena mudik pulang ke kampung halaman disaat lebaran. Akibatnya saat ini bermunculan kluster-kluster baru dan ditambah parah munculnya varian baru virus corona yang membuat penyebarannya semakin tambah cepat.
Tentu menjadi dilema dan sangat menyedihkan bagi sebagian orang yang kehilangan keluarga, sodara bahkan teman terdekat yang seperti petir di siang bolong diakibatkan oleh virus covid yang sudah hampir 2 tahun belum ditemukan cara mengobatinya.
Salah satunya dialamin oleh pemilik JDlines, yang harus kehilangan paman terbaik karena virus corona. Kejadian yang terjadi sangat begitu cepat menambah rasa kesedihan yang begitu mendalam.
Kejadian ini terjadi dimulai pada 10 Juni ketika paman JDlines baru saja pulang dari medan setelah menghadiri acara pernikahan adiknya di Medan. Setelah sampai di Jakarta dengan menggunakan pesawat dan pulang ke karawang belum ada tanda-tanda gejala apapun.
Setelah itu 2 hari selanjutnya, tepat pada tanggal,
12 Juni
barulah muncul gejala-gejala yang sebelumnya tampak seperti gejala covid seperti demam dan tidak nafsu makan. Kami pun baru tahu gejala virus covid itu ada prosesny sampai 14 hari kerja, dimana kondisi ini pun bergantung dari imun masing-masing dan penyakit dalam yang diderita oleh orang yang terkena covid.
12-13 Juni
Akhirnya pihak keluarga membawa paman saya ke rumah sakit untuk memastikan apakah positif covid atau tidak, setelah dibawa ke rumah sakit di karawang lalu ternyata setelah di rapid test hasilnya positip covid dan bukan hanya paman saya yang kena, melainkan satu keluarga kena covid, termasuk istri dan ke-3 anaknya serta 1 keponakannya. Akhirnya mereka memutuskan rawat inap. Beberapa anaknya ada yang sudah isolasi mandiri, alias cukup di rumah saja untuk mengobatinya karena OTG Ringan.
14-15 Juni
Akan tetapi pihak rumah sakit di kerawang memiliki alat yang terbatas untuk memberikan pertolongan pasien covid dan sedangkan paman saya kondisinya makin memburuk karena gejalanya semakin parah dengan mulai sesak nafas dan demam yang cukup tinggi sehingga kami pun ininsiatif memindahkan paman saya ke rumah sakit yang ada di jakarta barat untuk memastikan paman saya mendapatkan perawatan insentif.
Ketika sampai di rumah sakit di jakarta barat dan mendapatkan perawatan VIP ternyata sempat paman saya kembali membaik dan sudah dapat memainkan handphone dan berbicara via hp.
17-18 Juni
19 Juni
Setelah kami berusaha untuk berdoa dan mencoba memanggil paman saya melalui video call ternyata Tuhan lebih baik ke paman saya, akhirnya jam setengah 4 pagi di tanggal 19 juni, paman saya dipanggil oleh Tuhan YME. Kesedihan pun tidak bisa saya hindari. Paman yang memiliki pengalaman hidup luar biasa dan menjadi role model saya untuk bisa mencapai seperti sekarang dan sering mengajarkan realita kehidupan dan mengajarkan bagaimana berjuang dengan selalu mengandalkan Tuhan dan sayang orang tua tentu sangat tidak rela melepasnya.
Kejadian seminggu ini menjadi kejadian yang tidak akan dilupakan dan menjadi saksi sejarah di dalam ingatan JDlines. Semoga tenang disana amangboru Irianto Sihite. Rest in Piece
Oleh karena itu untuk teman-teman JDlines mohon tetap menjaga protokol kesehatan dan cobalah untuk social distancing, karena ketika kehilangan seseorang yang kita sayang tentu sangat sedih dan seperti penyesalan tiada akhir. Tetap stay health ya teman-teman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar