Wisata ke Rumah Doa Merpati / Gereja Ayam

Gereja ayam, demikian banyak masyarakat dan wisatawan menamainya. Ini disebabkan karena bentuk fisik dari luar yang memanjang dan terdapat kepala dengan paruh terbuka. Persis seperti ayam yang diberi mahkota.

Untuk lokasinya sendiri, Gereja ayam terletak di bukit Rhema, desa Gombong, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jateng. Hewannya juga bukan ayam, melainkan merpati. Sebab burung merpati tersebut dikenal sebagai lambang perdamaian dan ketulusan. “Jadi ingat ya. Ini bukan Gereja ayan, tapi rumah doa merpati. Terbuka untuk siapa saja,” tegas Daniel Alamsyah sang pemilik.

Untuk masuk, akan dipungut biaya sepuluh ribu. Dijaga oleh dua orang panti rehabilitasi yang juga dimiliki Daniel. Meski penjaganya terkesan garang, tapi menyenangkan ngobrol dengan mereka.

Bagian ruang utama atau aula masih dalam tahap penyelesaian. Meski sebagian besar sudah memiliki lantai. Lantai-lantai berikutnya masih belum digarap dengan baik. Sampai pada ruang tepat berada di paruh merpati. Kalau ini untuk melihat pemandangan. Sebab dari lokasi ini bisa melihat rangkaian gunung dan juga Candi Borobudur.

Pada mahkota merpati, belum jelas kegunaan nantinya. Untuk saat ini masih jadi area selfie. Pada bagian basement atau ruang bawah, terdapat 12 kamar doa. Ukuran kamar doa berbeda-beda.

Lalu, bagaimana untuk mencapai lokasi tersebut?

Untul menuju lokasi ini terbilang mudah kok. Tinggal ambil arah candi Borobudur saja, tapi lewat yang arah depan. Ketika sudah sampai candi Borobudur, ambil arah kiri. Dari lokasi tersebut, petunjuknya sangat jelas.

Supaya tidak tersasar, lihat petunjuknya punthuk setumbu atau gereja ayam, bukan rumah doa merpati. Nantinya akan sampai di lokasi parkir, belum sampai rumah doa merpati.

Dari lokasi parkir sudah tidak jauh, jaraknya kira-kira 500 meter. Untuk menuju rumah doa merpati tersebut, disediakan mobil antar jemput. Cukup bayar 5000 saja untuk sampai rumah doa merpati. Sebenarnya jalan kaki juga bisa, tapi jalurnya sangat menanjak dan buat lelah. Karena menanjak ini, maka mobil biasa tidak disarankan. Bahkan mobil penjemput saja selalu mengandalkan sistem 4x4.