Sate Padang Ajo Ramon
Familiar dengan hidangan sate asal Sumatera Barat? Tentu saja iya atau mungkin juga tidak. Tergantung seberapa jeli kita memperhatikan ragam sate khas Tanah Minang yang bertebaran di Jakarta. Tiap hidangan khas daerah tersebut biasanya selalu unik, tapi ada satu yang paling spesial.
Sebetulnya ada tiga variasi utama untuk sate di Sumatera Barat, meliputi sate padang yang biasa kita temukan di rumah makan padang, sate padang panjang, dan sate pariaman. Selain mewakili kekhasan daerah secara spesifik, ketiganya juga memiliki bumbu yang berbeda.
Sate padang panjang cenderung memiliki warna kuning terang, sementara sate pariaman berwarna merah pekat. Tak seperti sate dari daerah Jawa maupun Madura, sate padang pada umumnya memakai bahan utama, yaitu daging sapi, lidah sapi, dan jeroan sapi yang dimasak dengan bumbu kaya rempah-rempah dan cabai yang cukup banyak, sehingga memberikan rasa yang kuat, gurih, dan pedas khas kuliner Sumatera
Di Jakarta mungkin tak sulit untuk menemukan gerobak atau warung sate padang, apalagi hampir di tiap sudut jalan raya, dengan mudah kita temukan warung makan padang. Tapi ada satu yang spesial dan telah buka selama puluhan tahun. Namanya Sate Padang Ajo Ramon. Pertama kali buka sekitar tahun 80-an di Pasar Santa, Jakarta Selatan.
Penamaan “Ajo Ramon” sudah bisa ditebak adalah nama si jago masak sekaligus pedagangnya. Menurut Rahmat, penjual Sate Padang Ajo Ramon, nama Ajo Ramon mempunyai makna. Ajo diambil dari bahasa Padang yang berarti “abang” sedangkan Ramon merupakan nama ayah kandungnya.
Awalnya Ramon Tanjung menjajakan hidangannya dengan gerobak keliling. Namun kini, sate padang spesialnya sudah memiliki 4 cabang, selain di Pasar Santa, ada juga di Jl. Cikajang, Pujasera Blok S, dan foodcourt Plaza Indonesia. Kalau kata para orangtua, rasa dan hidangan di Pasar Santa yang paling enak. Mungkin karena gerai itulah yang memberikan memori dari kegemaran nyate puluhan tahun lalu.
Aroma kuat rempah-rempah segera tercium begitu memasuki warung sederhana Ajo Ramon. Sate lidah jadi favorit. Bumbu kental yang hangat dengan kepulan asap, semakin menggugah selera dengan aroma bawang goreng.
Tak cukup hanya dengan tambahan ketupat, sate padang akan lebih nikmat jika ditambahi kerupuk kulit dan keripik singkong balado layaknya memakan sate padang dengan cara orang padang. Sate ini sudah diberi bumbu olahan sehingga jika ingin makan langsung juga bisa.
Salah satu pengunjung, Farid, memesan sate padang campur. Tampilannya cukup sederhana, yakni berisi potongan ketupat, sate padang, serta kuah yang menjadi andalan. Tak ketinggalan, pelengkap berupa taburan bawang merah goreng. "Rasanya lezat, kelembutan seluruh bagian sapi sangat terasa di lidah, aroma amis yang identik dengan jeroan sapi, seperti usus, lidah, dan jantung pun tak terasa," ujarnya sambil sesekali mengelap keringatnya, karena kepedasan.
Bagi Farid, Sate Padang Ajo Ramon menjadi salah satu tempat makan favoritnya bersama keluarga sejak lebih dari lima tahun lalu. Menurutnya, citarasa bumbu yang dipadu dengan dagingnya sangat pas di lidah.
Saking lezatnya, Sate Padang Ajo Ramon langsung ludes diserbu para penikmatnya sebelum pukul 21.00. Alhasil, tak sampai tiga jam, sate padang sudah habis terjual. Jika weekend, di kedai Pasar Santa sendiri saja bisa mencapai 400 porsi, disarankan kalau tidak ingin kehabisan baiknya jangan datang terlalu malam.
Sate Padang Ajo Ramon
Reviewed by JDLines
on
11.16.00
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar